Mencari Geografi ( OSN 2016 )

Assalamu'alaikum
Salam sejahtera

Rasanya bertahun-tahun ( gaksih cuma 5 bulanan ) gue ga nulis potingan apagitu tentang kehidupan gue yang sekarang makin banyak variasinya. Variasi yang bahkan gue rasa itu hal yang gak bakalan kejadian sepanjang hidup gue. Variasi yang udah nganterin gue buat menjelajahi pelosok dunia ( ya ga pelosok juga sih masih bisa pake pesawat ) supaya gue bisa belajar lebih banyak soal arti kehidupan. Intinya, di semester kedua gue sekolah di SMA Negeri 8 Jakarta, banyak pengalaman luar biasa yang udah gue alamin. Klimaks dari itu semua itu, ya judul postingan ini,

Olimpiade Sains Nasional XV
Palembang, 15-21 Mei 2016

Lewat ajang OSN ini gue akhirnya nyadar kalo apa yang kita impikan di waktu lampau dan dirasa nggak mungkin kalo ngeliat situasi saat itu supaya mimpi kita terwujud ternyata bisa jadi kenyataan di waktu yang kita gak duga-duga. Caranya pun unik-unik tergantung jalan hidup tiap orang.

Yak ini awal kisahnya sebelum gue berangkat,

Awal-awal gue masuk SMA 8, pihak sekolah bekerjasama dengan study club SMA Negeri 8 Jakarta mulai sosialisasiin kegiatan belajar khusus olimpiade yang namanya Study Club. Sosialisasi SC ini mulai sekitar bulan agustus 2015 dan anak kelas 10 yang minat dipanggil ke ruang AV grande buat dibriefing dan perkenalan dengan kakak kelas perbidangnya. Total anak kelas 10 yang ikut klub SC nyampe setengah angkatan loh, yep sekitar 180an anak. Bidang yang diajarkan itu meliputi matematika, fisika, kimia, biologi, komputer, astronomi, ekonomi, kebumian, dan geografi.

Well ya namanya seorang Fadhlan Ramadhan Sahid yang saat itu masih sangat idealis akibat pendidikan menengah pertama yang ditempuh di SMP Labschool Kebayoran dan karena gue melihat prestasi gue waktu SMP itu didominasi pelajaran IPA dan gue pernah ditugaskan mewakili Labsky buat seleksi OSN Biologi tingkat kota Jakarta Selatan walau ga gue ambil ( salah satu hal yang sangat gue sesali di kemudian hari setelah peristiwa itu ), gue dengan berani pilih mata pelajaran biologi karena pas SMP gue ikut kelompok belajar biologi bareng bu Yulinda.

Pas tes potensi akademik mata pelajaran Biologi, yang ikut tesnya lebih ramai dibanding beberapa mata pelajaran lain ( salah satu yang teramai dari sekian mapel yang laris kaya matematika ). Kesan gue yang minim pengalaman pas ikut tes ini cuma satu :

Gila.

Apa itu biologi sel dan molekuler? Anatomi fisiologi hewan ( anfiswan )? Anatomi fisiologi tumbuhan ( anfistum )? Genetika? Biosistematik? Etologi? Kalo ekologi gue masih bisa dikit. Yang ada tes itu malah jadi ajang kamikaze gue dengan menelurkan pemikiran-pemikiran aneh bin ajaib itu. Yaudahlahyah dan tes potensi akademik pun bubhyar dan malamnya gue menghadiri closing acara APT JSO 2015, event yang sama dengan apa yang gue ikuti tahun sebelumnya. Tapi tahun 2015 pesertanya lebih banyak dari 15 negara bahkan. Tujuan gue ke sana sih cuma satu, gue mau ketemu temen gue dari Taiwan yang gue kenal pas APT JSO 2014 di Thailand. Namanya Samuel Wang dan sayangnya tahun ini dia gak dapet medali..

Sekitar pertengahan mau akhir September 2015 atau sekitar satu pekan setelah rangkaian AKSI 2015 selesai, SC Biologi mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya. Gue aslinya udah dateng dari pagi tapi ga nyadar kalo belajarnya mulai jam setengah 7 kalo ga salah. Jadinya gue telat dateng ke ruang SC dan begitu gue masuk ada kakak kelas perempuan yang lagi jelasin ATP NADPH dll yang sangkut pautnya ke metabolisme dalam makhluk hidup.

Ya gue ga ngerti.

Tapi dari sini aja gue udah tau bibit-bibit baru anak OSN Biologi dari SMA Negeri 8 Jakarta. Sebut sajalah namanya Silingga Metta Jauhari ( btw itu nama aslinya loh ) alumni SMP Marsudirini Bekasi karena dia sangat aktif dan seolah-olah amat mengerti dengan materi biologi yang kekompleksannya udah mau bikin gue nangis. Gak cuma itu, ada lagi noh namanya Kevin Kanaka Swargoputra temen satu angkatan, bahkan satu 'keluarga' ( Royal Family ) di SMP gue yang notabenenya medalis emas Biologi SMP 2014 dan dia jadi fenomenal di Labsky waktu itu karena selama 14 tahun SMP Labschool Kebayoran berdiri, Kevin itu anak Labsky SMP pertama yang dapet emas. Hayah belom lagi nambah orang ( kakak kelas sih ) namanya kak Farhan Firmansyah ( depannya ada Ugiadam nya ) yang juga medalis emas setahun sebelumnya pas SMP 2013.

SC kedua... ketigaa... pun menghampiri dan performa gue tetep buruk. Ya gue udah berusaha baca buku biologi buat OSN sambil nunggu jam masuk SC tapi apasih materi yang nyantol di otak. Ngafalin dan ngertiin biologinya aja ribet bener kaya ngertiin cewek yang banyak maunya. Buku biologi gue pun udah di tangan bahkan bokap gue ampe beliin buku Biologi Campbell 3 jilid sekaligus yang satu jilidnya lebih tebel sedikit daripada Al-Qur'an edisi 400an halaman dan luasnya kayanya sih 100% lebih gede dari Al-Qur'an ukuran reguler dan harga bukunya yang lebih mahal dari tiket KA Argo Dwipangga dari Gambir ke Jogja Tugu ( harga bukunya 900 ribuan hampir sejuta beli di gramed. ).

Pelan-pelan, karena performa gue di Biologi yang gak kunjung membaik sama gara-gara gue kurang suka dengan pelajaran Biologinya akhirnya gue mulai nyuri-nyuri waktu buat nyari buku tentang bidang lain yang kebetulan namanya Geografi. Eits tapi ini ada asal-usul kisah kejadiannya lho.

Kalau gak salah, waktu 1 Oktober 2015, Centrion Institute dateng ke sekolah gue buat ngasih bimbingan OSN begitulah. Ada seorang bapak yang mempresentasikan pencapaian prestasi sekolah yang dibimbing Centrion pada ajang OSN. Statistik itu menunjukkan bahwa sejak Centrion gak dateng lagi ke 8 sejak 2014 ( terakhir dateng 2013 ) sebagai imbas dari dihapuskannya sistem RSBI kalau tidak salah, prestasi 8 di OSN nurun. Akhirnya tahun ini Centrion datang kembali dg pendanaan yang gue gatau pasti ( sebenernya gue tau tapi takut menimbulkan spekulasi berlebihan berhubung ini sekolah negeri ). Waktu itu, kita dikasih presentasi dan video motivasi segala macem supaya OSNnya kenceng. Saat itu, keinginan Biologi jahiliyah gue masih tumbuh subur.

Akhirnya diadakanlah tes potensi akademik gitulah dengan dikasih soal tipe OSN Biologi yang sukses bikin gue mabok bukan kepalang. Tapi, ada sebuah prestasi yang cukup gue kagumi. Nilai gue di tes itu di atasnya Silingga Metta yang gue bilang jagonya kebablasan itu tadi. Kemudian kita ikut macam psikotes gitu ( gak psikotes jugasih menurut gue ) nama tesnya Tes Metta. Beberapa hari kemudian, hasil tes itu keluar dengan hasil nilai gue yang amat sangat bobrok sekali tanpa rekomendasi OSN ke mata pelajaran manapun. Tapi, ceritanya gak cuma itu.

Pas istirahat siang abis tes akademik, gue makan siang bareng Lingga kan. Nah di situ gue ngobrol soal keberminatan mata pelajaran buat OSN gitu. Fakta yang gue dapet itu Lingga menjadikan baca apapun tentang biologi sebagai hobi bacaan biasa dan di wikipedia dia sangat sering buka hal-hal yang berkaitan dengan biologi segala rupa itu. Terus gue mulai dikit-dikit melirik bidang sebelah yang menurut Centrion membutuhkan jam belajar yang relatif sedikit dibanding bidang lain dengan strata kesulitan yang rendah. Yep, bidang itu adalah Geografi.

Rasa-rasa gue sama Geografi mulai tumbuh sedikit-dikit dan Lingga juga ngingetin ke gue supaya ikutin bidang yang gue suka aja. Tapi, jeleknya gue saat itu adalah gue gengsi. Gengsi pindah ke bidang yang 'ah gampanglah' dan gue berpikir kalo gue menang, kemenangan gue bakalan disepelekan orang-orang karena bidang yang gue gelutin tuh paling gampang dari bidang-bidang lain di OSN. Ego gue yang udah keterlaluan itu akhirnya menggiring gue 'terjun' ke Biologi lebih dalam lagi. Tidak sekedar terjun, tetapi terjun yang kalo boleh gue bilang yaitu terjun yang bikin gue sakit.

Hari-hari setelah obrolan itu selesai, gue mulai nyari-nyari buku bacaan buat OSN Geografi di perpus sekolah. Beberapa kali gue ketemu Lingga lagi ngambis baca buku di lorong rak buku OSN. Gerilya gue nyari buku OSN ini sia-sia karena di perpus 8 ga ada bahan bacaan OSN Geografi layaknya buku OSN Matematika atau Kimia maupun pelajaran lainnya. Lekas itu, gue mulai berpikir buat ngebuka silabus Geografi dan begitu gue buka silabusnya, jreng.

Ternyata ini yang gue cari dari dulu,

Materi-materi macam oseanografi, meteorologi, tata kota, geografi ekonomi dan sebagainya ternyata masuk dalam silabus OSN Geografi dan hal ini pastilah bikin gue seneng. Yep seneng banget karena hal-hal kaya gini yang gue cari dari dulu. Suatu mata pelajaran yang berkaitan dengan lingkungan sosial masyarakat dan bersangkutan dengan perkotaan. Gue pun segera berpikiran untuk pindah bidang ke Geografi dan langsung ngomong ke pembina study club 8 yang saat itu masih Pak Iman Santoso sebelum beliau dirotasi awal tahun 2016. Katanya sih kalo pindah ya pindah aja gapapa lah yah.

Tapi, gengsi itu kembali balik.

Gue pikir lagi ngapain gue pindah bidang buat OSNnya. Kalo gue ga bisa biologi mah ya gue mesti belajar wae. Jangan nyerah begitu. Akhirnya dengan pemikiran sekonyol itu gue putuskan buat tetep stay di Biologi dengan segala jatuh bangunnya gue. Demi suatu medali yang prestisius dan setara dengan level kekompleksannya. Gue gamau dianggap remeh karena gue milih bidang yang gampang. Akhirnya, pemikiran Geografi ajaib itu gue tinggalkan demi mengejar Biologi. Seiring dengan pemikiran gue yang bakalan tetep stay di Biologi, gue ngomong ke bokap gue kalo gue butuh 3 jilid buku Biologi Campbell ( 'kitab suci'nya anak OSN Biologi ) dan beliau langsung beli ketiga-tiganya yang total harganya seperti yang gue bilang tadi.

Yaudah itu kilas balik sebentarnya.

Nah tanggal 5-6 Desember tahun lalu tuh SMA 8 kedatengan tamu kerjasama dengan lembaga pelatihan OSN namanya Centrion Institute. Centrion dateng lagi dan kali ini dia mau ngasih pelatihan secara teknis akademik gitulah selama dua hari. Pas pelatihan ini gue milih ikut bidang Biologi ya karena SC gue Biologi. Kan mencurigakan kalo gue ikutnya Geografi. Nanti gue bisa digebok either sama kak Farhan Firmansyah atau kak Erlangga karena ngambil bidang yang sebrang-menyebrang.

Buat mata pelajaran Biologi nama tutornya itu kak Titis Setiyobudi dan dia sering memperbincangkan perjalanan IBO ( International Biology Olympiad ) nya di Swiss beberapa tahun silam. Well setelah gue cek lagi ternyata dia itu peraih emas OSN Biologi 2012 ( tahunnya segitu kl gasalah ) dan perak IBO 2013 dan waktu masih SMP dia pernah ikut International Junior Science Olympiad ( IJSO ) gimana ga jago soal Biologi bos. Oiye selama pelatihan dia sering bicara gini.

*ngoceh materi Biologi ( waktu itu masih biologi sel dan molekuler ) panjang lebar tinggi berat dan ada aja materi yang saking kompleksnya dia cuma bisa bilang gini*
"Yaak bisa baca.. ada di Campbell"
Gue yakin dia ngelakuin hal itu semata-mata buat ngejar materi Biologi segaban yang mesti diajarin hanya dalam waktu dua hari saja.

Well pas awal dan akhir sesi pelatihan dia ngadain tes gitudeh buat ngukur kemampuan kitorang. Btw yang ikut tambahan dari Centrion ini ada kak Erlangga, kak Farhan, Raihan Dzaky, Kevin Kanaka, Safira Utami, gue, dan Silingga Metta. Tapi you must know that yang menikmati materi ini cuma empat dari 7 biji manusia doang. Ya lo bisa nebak lah kalo tau langsung komen aje.

Kejenuhan gue belajar Biologi akhirnya menyebabkan gue mulai bergerilya di ruangan pelatihan Biologi itu ( kebetulan di ruang kelas 10-A ). Pernah suatu ketika gue izin ke toilet dan begitu gue balik gue melihat anak-anak Geografi lagi asik belajar lewat jendela. Kemudian, dengan berbekal surat tugas yang ada list nama2 siswa yang ikut pelatihan Centrion, gue akhirnya berhasil menemukan satu anak yang ikut pelatihan Geografi yang gue sempet kenal. Gak tanggung-tanggung gue kenalan sama dia di tronton pas pulang LDKA di komplek TNI-AU Bandara Halim Perdanakusuma.

Nama orangnya
Reinhart Christopher Junjungan Pasaribu
Simpelnya panggilan dia Reinhart.

Begitu gue nemuin ada orang di list itu yang namanya Reinhart, gue langsung gercep dong. Langsunglah gue samperin ke ruang pelatihan Geografi di 10G yang notabenenya persis seberang 10A tempat pelatihan Biologi dan gue nanya Reinhart orangnya yang mana. Begitu dikasitau kalo dia lagi ada di 10E di sentra pelatihan Komputer kalo ga salah, ya gue langsung ngacir.

Begitu sampe,
"Permisi, ada Reinhart ga?"
"Gue. Ada apa?"
"Reinhart, ini gue Fadhlan. Gue boleh baca soal-soal Geografi lo gak?"
"Yaudah baca aja ada di atas meja gue"
"Oke sip makasih ya."

Balik lagilah gue ke 10G dan nanyain mejanya Reinhart yang mana. Gue pun menemukan meja itu dan langsung baca soalnya. Salah satu yang gue inget soalnya tentang angin fohn yang ada kata bohorok-bohoroknya dah. Pemikiran Geografi gue mulai muncul pelan-pelan dan wacana kepindahan gue ke Geografi menguat.

Akhirnya kita libur sekitar 3 minggu bahkan hampir sebulan dan masuk lagi awal 2016 setelah menikmati indahnya 'tugas sambil liburan' bersama wankawanku sesama Ca. Ang Kemasyarakatan 51 ( waktu itu masih jadi caang oke ). Gak tanggung2, tugasnya langsung di Lembang, Bandung yang kenyamanannya warbyasyah dan dari situlah gue mulai menikmati subseksi yang gue pilih ini.

Begitu masuk, gue rada puyeng. Waktu liburan yang lumayan panjang nggak gue manfaatin buat baca Campbell dengan lebih mendalam. Ya mau gimana orang gue baru mau baca begitu buka berapa materi langsung bosen jenuh dan gue tinggalin lagi. Belakangan gue tau loh di waktu liburan yang lumayan itu yang namanya Lingga dia habisin Campbell 3 jilid bos.

Sekitar 1-2 minggu setelah masuk, Pak Iman ngumumin kalo tanggal 23 Januari 2016 bakal diadain seleksi OSS ( Olimpiade Sains (tingkat) Sekolah ) yang bakalan nentuin sapa aja yang bakal berangkat wakilin 8 dalam ajang konstelasi Olimpiade Sains Nasional. Gue makin patah hati dengan kemampuan Biologi gue yang minim. Akhirnya gue mulai membawa isu kepindahan gue ke Geografi secara perlahan-lahan ke permukaan.

Tapi, gak semua orang langsung setuju sama rencana gue. Salah satu yang lumayan reaktif kaget itu temen sekelas gue namanya M. Fariz Ramdani. Dalam suatu percakapan saat istirahat pelajaran olahraga di 10G

"Riz, lo jangan ngomong dulu ya ke siapa-siapa"
"Ya ada apa"
"Hm.. buat seleksi OSN nanti gue bakalan pindah ke Geografi."
"Hah yakin lo dlan? Anak-anak Geo tuh pada ngambis semua belajarnya"
"Yaudah lah gue ikutin aja."
"Yaudah sih gapapa juga"

Formulir pendaftaran berupa secarik kertas yang ukurannya cuma kurang dari setengahnya kertas HVS akhirnya bisa diambil. Setelah berpikir beberapa lama, akhirnya gue ngambil form itu dan langsung ngisi. Ada 9 kotak pilihan mata pelajaran yang salah satunya mesti dicentang ( iyalah lo mau ikut berapa mata pelajaran dalam satu OSN ) dan dari situ sebuah sejarah terjadi.

Gue mencentang pilihan Geografi.

Dalam hati, gue bergumam bahwa suatu saat keputusan ini akan menjadi keputusan besar kelak yang pernah gue buat selama ini. Lebih-lebih, keputusan ini gue ambil hanya H-2 OSS dengan persiapan yang gak ada sama sekali saat gue mendaftar.

Setelah itu, gue langsung nge-line Reinhart buat minta fotokopian materi pelatihan Geografi yang pernah dia ikutin selama ini. Dibalesnya rada lama dan tadinya mau dikasih Jumat cuma karena satu dan lain hal karena fotokopiannya telat dateng, akhirnya gue bergerilnya sendirian dengan mendownload soal dan kunci jawaban OSN tingkat kabupaten kota ( OSK ) sama download silabus-silabus OSN di internet. Semua itu gue lakukan H-1 OSS dengan harapan minim.

Besoknya, Sabtu, 23 Januari 2016 pagi gue dateng ke sekolah pas lagi hujan. Gue langsung ngeliat list peserta seleksi OSS tiap mata pelajaran. Satu hal yang relatif menggembirakan, peserta seleksi OSS Geografi cuma 4 orang sedangkan yang dikirim sekolah itu sebanyak 3 orang. Ya ini sih macam pisau bermata dua kurang lebih. Satu orang yang terdiskualifikasi bakalan nyesek senyesek-senyeseknya nyesek menurut gue.

Yak ini dia peserta seleksinya

1. Mochamad Izzatullah A. ( XI-G )
2. Raisa Dewi N. M. ( X-H )
3. Reinhart Christopher J. ( X-I )
4. Fadhlan Ramadhan Sahid ( X-G )

Dikasitau kalo ruang tesnya itu di kelas XI-C di sepanjang lorong kelas 11.

Ya gue ke sana dan di sana gue menemukan segepok kelas 10 yang ikut seleksi OSS Fisika. Ada Aufa Asshidiq, Agrifa Imanuel, Edwin, dkk yang belum banyak gue kenal. Gak lama, entah Raisa apa Reinhart yang duluan dateng, akhirnya sampe kelas dan yang gue inget Reinhart nanyain gue kemana aja kemaren karena ternyata fotokopian yang mau dia kasih telat nyampe. Walhasil ya ini udah tinggal berapa menit lagi seleksi OSS dan fotokopian segepok itu baru dateng. Ya gue nyerah dan lebih milih belajar berapa materi dari Raisa yang dia bawa waktu itu. Btw kak Erlangga sm kak Farhan lewatin depan ruang ujian gue dan mereka dadah-dadah bahkan nyamperin gue sambil rada kaget karena satu semester ikut study club Biologi eh pas OSS malah pilih Geografi. Yep itulah jalan seorang Fadhlan.

Akhirnya tes dimulai. Begitu gue baca soal tesnya, ternyata bukan PG cuy seperti yang gue kira dan gue belajar sebelumnya dari internet dan dari Raisa. Soalnya esai berhalaman-halaman. Rada puyeng jawabnya gue harus jujur soal ini dan salah satu soalnya itu apa bedanya erosi dan pelapukan dan gue berhasil mengarang bebas tentang soal itu. Ya ngarangnya logic juga. Gue gatau kan disuruh bawa pensil warna sedangkan ada soal yang kita diminta mewarnai. Akhirnya gue minjem ke pengawasnya dan kini gue menduga yang minjemin gue pensil warna itu namanya kak Thalia Salsabila. Kelak gue tau kalo dia itu peraih emas Geografi di OSN 2015.

Waktu terus berjalan dan gue bingung antara ninggalin jadwal wawancara kakak Kemas 51 yang notabenenya merupakan tugas yang dikasih sama mereka selama tahap kaderisasi ini atau gue bablasin aja supaya gue total ngerjain Geografi-nya. Akhirnya gue pilih ninggalin wawancara itu toh bisa nyusul di lain waktu. Gue juga sempet ke toilet dan ngintip ruang ujian Biologi yang banyak banget pesertanya padahal yang dikirim cuma 3 biji.

Pelan-pelan, Reinhart selesai ngerjain dan keluar ruangan. Abis itu Raisa sama kak Izza keluar ruangan ( waktu itu gue gak kenal kak Izza tapi gue tau seorang kakak kelas yang ngerjain soalnya di deret kursi paling kiri terkesan mojok ) dan menyisakan gue seorang. Gue berusaha menyelesaikan segepok esai yang bikin otak gue jungkir balik mikirin kata-kata yang tepat buat ngejawabnya dan waktu 3 jam yang mau habis. Akhirnya sekitar setengah jam sebelum waktu habis gue kumpulkan soal dan jawaban yang gue kerjain dan keluar ruangan sambil pasrah gamau mikirin hasilnya bakalan kaya gimana.

Mending gue fokus nyelesein wawancara kemas 51 sebanyak 39 biji manusia yang mesti gue tanyain 3 pertanyaan tiap sesi wawancara. Mana deadlinenya mepet pulak.

Besoknya, kelompok bahasa Inggris gue janjian syuting di apartemennya dindun. Ya gue dateng dan setelah diskusi, kita sepakat kalo lokasi syutingnya digeser ke Taman Budaya Tionghoa Indonesia di TMII dan yang nganter gue berdelapan itu bokap gue dengan pajeronya. Semuanya berjalan normal gak ada apa-apa hingga gue sampe Tamini Square lurus dikit ketika gue buka hape.

Tiba-tiba, ada multiperson chat LINE yang muncul depannya 'Andito, Rai, Thalia, Zachary...'. Ya gue cuma kenal satu orang namanya Andito karena dia itu kakak kelas gue ( beda dua tahun ) yang sukses memboyong emas pertama Indonesia pada ajang International Geography Olympiad 2015 di Rusia agustus silam. Begitu gue baca, message pertama datang dari kak Thalia Salsabila tulisannya gini kalo gasalah :

"Selamatt buat Izza, Fadhlan, dan Raisa yang menjadi tim geografi 8 2016"

What? Gue lolos seleksi OSS cuy. Alhamdulillah gue seneng banget karena ada kesempatan lagi buat ikut ajang OSN setelah gue sia-siakan kesempatan 2 tahun lalu. Tapi, ada satu hal yang bikin gue rada bersalah.

Masuknya gue ke seleksi OSS ini 'menendang' Reinhart yang udah bantu gue selama ini.

Tapi, ini baru permulaan dari sebuah petualangan besar yang akan terjadi beberapa waktu kelak.

bersambung..

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete

Post a Comment