Tanggal 10 Juni 2011, tanggal yang akan tidak pernah saya lupakan karena terdapat peristiwa yang sangat berkesan bagi saya .
Hari ini merupakan
hari yang sangat istimewa bagi kita semua. Kita akan berangkat menuju bandung
dalam rangka Lomba Musik Tradisional Angklung tingkat Nasional yang akan
diselenggarakan di Bandung pada tanggal 21 Juni 2011. Pada pagi hari jam 04.40
pagi saya bangun dan segera mandi pagi, sikat gigi, dan memakai pakaian putih
hijau. Untuk pakaian yang akan dipakai di bandung sudah disiapkan sejak hari
sabtu. Setelah memakai baju, saya sholat shubuh. Kemudian, saya sarapan pagi
menggunakan nasi uduk, oreg tempe, dan bawang goreng. Pada pukul 05.45 bapak
saya menjemput saya dan kakak saya. Akhirnya saya berangkat menuju sekolah.
Pada jam 06.40,
saya pergi ke Seven Eleven terlebih dahulu. Di sana, saya membeli makanan untuk
bekal menuju bandung nanti. Setelah saya membeli makanan di Seven Eleven, saya
langsung menuju sekolah untuk mengikuti upacara pelepasan Tim Angklung MUMA.
Pak said memimpin doa agar tim angklung muma diberikan kesehatan, kesuksesan,
dan kemudahan dalam lomba nanti. Setelah mengikuti upacara pelepasan para
peserta tim angklung menaruh tas mereka di bus. Saya tidak menaiki bus dari
Jakarta menuju Bandung berhubung kondisi fisik saya. Saya pun menaruh tas saya
di mobil saya dan kemudian rombongan tim angklung muma berangkat menuju
Bandung.
Bus yang
ditumpangi tim angklung muma dan rombongan akan melewati pondok indah. Kemudian
masuk ke Tol TB Simatupang dan menuju Simpang Susun Cikunir dan memasuki tol
cikampek. Bus dan Rombongan kemudian berhenti di Gerbang Tol Cikarang Utama
untuk mengambil tiket. Rombongan Tim Angklung pun melanjutkan perjalanan dan
akhirnya mencapai Tol Cipularang. Jalan yang berbukit pun memberikan kesan
tersendiri bagi para anggota tim angklung muma. Tiba-tiba, rombongan berhenti
di sebuah rest area karena banyak anak-anak yang mau buang air kecil. Setelah
berhenti di rest area tersebut, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Semua
berjalan lancar hingga ketika sampai di Gerbang Tol Padalarang Barat rombongan
berhenti karena makanan-makanan konsumsi akan dititipkan di mobil saya.
Karena mobil
saya membawa makanan-makanan konsumsi, maka mobil saya dipersilakan untuk jalan
terlebih dahulu daripada bus. Pada pukul 11.50, mobil saya tiba di Penginapan
Puri Tomat. Disana saya melihat panitia dari Sie. Akomodasi dan Sie.
Perlengkapan telah tiba terlebih dahulu di puri tomat. Saya melihat para
panitia tersebut sedang menyiapkan alat-alat musik angklung, gondang batak dkk,
bass, dan akopanjemen. Saya pun diajak ayah saya untuk buang air kecil. Namun,
saya tidak mau dan saya menuju kamar-kamar yang akan ditempati anak-anak
angklung dan Panitia. Berikut adalah sejumlah pasangan anak-anak dan panitia
yang akan menempati kamarnya :
1.
Sonia-Putri
2.
Bunga-Nadya
a.
3.
Widi-Arrin
4.
Friza-Icha
5.
Sekar-Fanny
6.
Aisyah-Deandra
7.
Agma-Nabila
8.
Adhis-Sari
9.
Puspa-Bella
10. Amirah-Harfi
11. Marsya-puput
12. Misqa-Tiara
13. Rara-Nafisa
14. Viona-Ibu Tata
15. Ikhwan-Ilham
16. Verryal-Nafi
17. Fadhlan-Naufal
18. Archie-Rama
19. Dwiki-Rully
20. Favian-Baska
21. Aufa-Rayhan
22. Luki-Lubis
23. Nauf-Ardan
24. Ibu Ika-Ibu Dindin
Beberapa menit
kemudian, Bus yang ditumpangi Tim Angklung Muma pun tiba di penginapan puri
tomat. Saya pun menyambut mereka ketika para peserta angklung keluar dari bus.
Saya pun langsung memberitahu mereka sekamar dengan siapa. Lalu, ketika naufal
turun dari bus saya menghampirinya dan mengatakan dia sekamar dengan saya.
Naufal nampak senang ketika saya memberitahukan hal itu. Saya pun langsung
mengambil koper saya dan langsung menuju kamar saya dan naufal di kamar no. 5.
Setelah mengganti baju saya dan naufal pun menunaikan ibadah sholat dzuhur.
Kemudian kami menuju lantai bawah penginapan puri tomat untuk makan siang
bersama.
Kami sangat
menikmati makanan yang diberikan oleh panitia dari Sie. Konsumsi karena kami
baru saja menempuh perjalanan jauh dari Jakarta menuju Bandung. Suasana ceria
pada saat makan siang bersama pun berubah menjadi kekesalan ketika verryal
membuka BlackBerry nya dan melihat status Daffa a. ‘’semoga tim angklung muma
kalah. Amin’’. Status Daffa a pun memancing emosi para peserta angklung muma.
Namun, setelah itu kami kembali memakan makan siang yang diberikan oleh panitia
Sie. Konsumsi dengan nikmat.
Selesai makan
siang, kami pun langsung berlatih angklung. Kami berlatih angklung di ruangan
yang sangat sempit di sebuah ruangan di Puri Tomat. Karena posisi saya berada
dekat bass dan akopanjemen jadi suara yang dikeluarkan oleh bass dan
akopanjemen sangat mengganggu telinga saya dikarenakan suara yang sangat keras.
Setelah berlatih angklung pertama, kami mulai mengeluhkan udara sumpek di
ruangan di puri tomat tersebut. Akhirnya, ibu ika dan ibu shanti mulai
memindahkan tempat latihan angklung di teras puri tomat karena lebih sejuk
dibandingkan di ruangan di dalam puri tomat.
Kami berlatih
angklung dengan sungguh-sungguh. Tetapi, masih saja ada kekurangan dalam
latihan kali ini. Misalnya tempo lagu Indonesia Pusaka yang terlalu cepat,
gerakan lagu Alusia yang tidak kompak, ketika gondang batak selesai berbunyi
angklung yang berbunyi saat itu telat berbunyi, dan ketika mengeluarkan dan
memasukkan angklung masih saja ada angklung yang berbunyi. Setelah berlatih
angklung, kami diberi cemilan oleh panitia Sie. Konsumsi. Seusai berlatih
angklung, kami diminta oleh panitia angklung untuk beristirahat di kamar
masing-masing selagi beberapa panitia angklung pergi meng-check sound di Dago
Tea House.
Lantas, saya dan
naufal memasuki kamar dan beristirahat. Saya pun meminjamkannya headset yang
saya bawa dari rumah dan BlackBerry saya. Selagi naufal mendengarkan lagu
menggunakan Headset saya, saya membaca buku dunia ini penuh misteri. Karena
saat itu siang hari dan di sebelah saya ada naufal, maka saya membaca halaman
pertama yang memuat tempat-tempat paling berhantu di dunia. Membaca buku itu
juga sudah membuat saya merinding pada siang hari. Ketika sedang merinding,
tiba-tiba ada suara krrrrkk dari kamar mandi. Saya pun tidak memberitahukan hal
itu kepada naufal. Tetapi, beberapa lama kemudian ada suara krrrrkkk kembali
dari arah kamar mandi. Kali ini saya memberitahukan hal itu kepada naufal. Dia
pun ketakutan dan akhirnya memutuskan keluar kamar bersama saya.
Saya dan naufal
pun berdiam di teras depan kamar saya dan naufal. Lalu, teman-teman saya pun
ikut keluar kamar karena mengaku jenuh berada di kamar terus. Kami pun
bermain-main. Teman-teman pun bermain petak umpet di halaman puri tomat. Saya
pun mencoba ikut bermain petak umpet. Tetapi, ada syaratnya. Saya harus bersama
teman sekamar saya, naufal. Saya pun mengajak naufal bermain petak umpet tetapi
dia menolaknya. Saya pun gagal membujuknya. Akhirnya, saya meminta bermain
petak umpet tanpa ada naufal. Akhirnya saya dibolehkan oleh teman-teman yang
sedang bermain petak umpet.
Setelah bermain petak
umpet, kami bermain polisi-polisian. Kali ini saya menjadi malingnya. Saya
tertangkap oleh teman-teman yang menjadi polisi. Saya ditahan di sebuah teras
kamar seseorang. Disana ada lubis yang menjaga saya dan teman-teman yang
tertangkap agar tidak kabur. Setelah bermain polisi-polisian, saya dan naufal
berkunjung ke kamar teman-teman. Antara lain kamarnya nauf dan ardan, kamarnya
aufa dan raihan pp, dan kamarnya dwiki dan rully. Ketika sedang berkunjung ke
kamar teman-teman, datanglah patroli guru-guru dan orang tua murid. Karena itu,
saya dan naufal kembali ke kamar. Beberapa lama kemudian, kami diminta untuk
mandi dan sholat ashar. Kali ini, naufal yang mandi terlebih dahulu disusul
saya. Seusai mandi saya menunaikan ibadah sholat ashar. Setelah saya sholat
ashar saya meminta naufal agar sholat ashar juga. Tetapi, dia menolaknya.
Pada pukul
16.00, kami diminta pergi menuju tempat berlatih angklung untuk berlatih
angklung. Kali ini kami berlatih di teras puri tomat. Latihan yang sangat
keras. Kami diminta bermain angklung berkali-kali hingga lancar. Lagi-lagi,
kesalahan yang terjadi pada siang hari kembali diulangi pada latihan kali ini.
Karena latihan kali ini belum ada kemajuan,
tante ika dan tante shanti memyuruh kami terus berlatih. Kami dimarahi
berkali-kali karena permainan angklungnya belum lancar. Akhirnya, tibalah
waktunya istirahat. Seusai latihan angklung, kami diharuskan berdiam diri di
kamar.
Pada saat
itu saya dan naufal berada di dalam kamar. Kami menonton televisi bersama-sama.
Naufal pun meminjam headset saya untuk mendengarkan lagu-lagu yang tersedia di
BlackBerry saya. Saya sebelumnya telah meminta bapak saya mengantarkan bantal
King Koil yang dibawa dari rumah. Sekian lama saya menunggu bapak saya di depan
jendela kamar bapak saya pun tak kunjung datang. Jam 6 sore kami diminta turun
ke bawah untuk menunaikan ibadah sholat maghrib dan isya berjamaah. Pada saat
sholat tidak ada hal-hal yang menarik sampai ketika tahiyat akhir sholat
maghrib. BlackBerry saya berdering dengan nada lagu Hot ‘n Cold. Sontak
kekhusyukan sholat maghrib berjamaah pun buyar karena teman-teman saya tertawa
selagi sholat. Selesai sholat bukannya berzikir semua murid tertawa
terbahak-bahak. Rupanya bapak saya menelpon saya, wakakakakkk….
Selesai
sholat maghrib dan isya berjamaah kami semua makan malam dengan menu catering
yang disediakan oleh panitia angklung. Setelah beristirahat sejenak, bu ambar
datang dan kami langsung latihan angklung. Berkali-kali tim angklung mengulangi
kesalahan hingga bu ambar kesal. Kekesalan itu ditambah oleh rusaknya bass c
yang sering dibunyikan pada saat lagu Indonesia Pusaka dan Alusia. Bu ambar,
panitia angklung, dan anggota tim angklung muma dibuat panik dengan insiden
ini. Permainan berhenti sejenak dan bu ambar ‘khotbah’ tentang kerusakan bass c
ini. Bu ambar menjelaskan harga-harga alat musik yang ada di tim angklung ini.
Mulai dari harga bonang yang cukup murah yaitu Rp 300.000/bonang hingga gondang
batak yang harganya mencapai Rp 8.000.000/alat.
Seusai
latihan angklung, kami diminta berkumpul di ruangan tempat kami berlatih
angklung sebelumnya. Tante ika senewen karena ulah tim angklung muma yang
merusak bass c dan kebandelan lainnya. Tante ika meminta kita semua segera
menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Sebelumnya, kami diberikan
snack oleh panitia angklung. Pukul 20.45, kami diminta menuju kamar
masing-masing untuk beristirahat sejenak.
Saya dan
naufal pun bergegas menuju kamar kami di kamar no.5 untuk beristirahat. Setelah
sikat gigi saya dan naufal pun naik ke tempat tidur. Naufal mengganti
pakaiannya dengan pakaian tidur sebelum naik ke tempat tidur. Kami sempat
menonton ANTV sebelum tidur. Jam 21.30 ketika saya dan naufal hendak tidur, ada
yang mengetok kamar kami. Setelah dibuka, ternyata ada dwiki dan rully yang
pindah ke kamar saya untuk sementara. Kami
berempat tidur berdesakan di 1 kasur. Saya dan naufal pun tidak bisa
tidur. Akhirnya pada pukul 22.30 dwiki dan rully kembali ke kamar mereka. Saya
dan naufal pun segera tidur. Pukul 23.00 naufal sudah terlelap dan pada pukul
23.30 saya ikut terlelap.
Sayangnya, jam 1
pagi mendadak saya terbangun sendiri. Untung saja jam 1.30 saya sudah bisa
tidur kembali. Jam 4 pagi saya kembali terbangun dan tidur kembali. Jam 4.55
saya sudah bangun tidur. Tepat jam 5 pagi tante ratih, mamanya archie mengetok
pintu kamar saya dan naufal seraya berkata ‘’fadhlan naufal banguun…..fadhlan
naufal banguun……fadhlan naufal banguun !!’’ akhirnya saya membangunkan naufal
yang masih tertidur lelap. Lalu ia terbangun dan mengenakan kacamatanya.
Setelah naufal bangun saya segera memakai jaket karena udara di luar sangat
dingin. Naufal keluar kamar tanpa memakai jaket. Benar saja, udara diluar
sangat dingin sampai-sampai saya batuk-batuk akibat kedinginan. Tante rina
memberikan kami secangkir teh hangat. Lalu, kami sholat shubuh dan latihan
angklung pada jam 5.30. Jam 7.30 pagi
kita diminta naik bis untuk menuju lokasi lomba di Dago Tea House. Setelah
blocking panggung, kami kembali ke puri tomat untuk membereskan barang bawaan
dan memakai kostum angklung,. Kami kembali menuju Dago Tea House untuk menunggu
acara lomba. ketika nomor undian 06 tampil membawakan lagu melayu, kami berada
tepat di pinggir panggung. Lalu, Tim Angklung nomor undian 06 selesai tampil,
kami segera memasuki panggung Teater Tertutup Dago Tea House.
Seluruh penonton menghadap kami
semua. Ada ibu-ibu komite MUMA, orang tua murid, ibu-ibu panitia angklung MUMA,
dan sepupu anggota tim angklung Muma termasuk Ua Diana dan Teh Sarah yang
menjadi sepupu saya, ikut hadir ketika lomba angklung ini. Pada malam sebelum
hari H, kami telah diberitahu oleh ibu-ibu panitia angklung bahwa ketika kami
menurunkan angklung, tidak boleh bersuara sekalipun. Kami tetap berusaha
walaupun masih ada saja angklung yang bunyi.
Lagu pertama, Indonesia Pusaka
dimainkan dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan sekalipun. ketika kami
selesai membawakan lagu Indonesia Pusaka, penonton bertepuk tangan dengan
meriah. Masalah menghadang kami sebagai Tim Angklung MUMA ketika membawakan
lagu yang tingkat kesulitannya sangat tinggi, yaitu Alusia yang berasal dari
tanah Batak. Ketika lagu Alusia dimainkan, sangat banyak kesalahan yang kami
lakukan, antara lain tidak kompak dalam hal membunyikan angklung, melakukan
gerakan, memegang angklung, dan yang lebih kronis adalah kerusakan bass C malam
menjelang lomba. Lagu Alusia dimainkan dengan keadaan yang sangat parah.
Ketukan yang sangat keras hingga menimbulkan gaung di sekitar teater Dago Tea
House.
Ketika selesai
menampilkan atraksi angklung, kami sebagai anggota tim angklung MUMA pun sangat
resah. Kami sangat panik atas kejadian ini. Kami telah mengecewakan banyak
pihak, entah itu guru angklung ibu Ambar, ibu-ibu panitia angklung, orangtua
murid yang menonton kami, komite sekolah, dan pihak sekolah. Pihak sekolah
telah mengeluarkan subsidi untuk lomba kali ini sebesar Rp15.000.000,00,
sedangkan dari pihak murid masing-masing telah diminta membayar ongkos lomba
sebesar Rp425.000,00. Ibu-ibu panitia angklung telah berusaha menenangkan kami,
namun, kami tetap saja resah. Ketika saya hendak merangkul bahu Naufal,
tiba-tiba, ia berkata ‘’ngapain sih lu dlan!’’ bak petir di siang bolong.
Akhirnya, kami berangkat menuju rumah ibu ika di Bandung untuk ISHOMA.
Tiba di rumah ibu ika, kami
langsung beristirahat sejenak seraya melaksanakan shalat dzuhur setelah makan
bersama. Lalu, kami diberikan pengarahan oleh ibu ika mengenai tempat rekreasi
yang akan kami tuju setelah ISHOMA di rumah ibu ika. Kami akan mengunjungi
Little Farmers. Pukul 13.30 kami berangkat menuju Little Farmers di Lembang,
bandung utara. Pukul 14.30, kami tiba di Little Farmers dan disambut oleh
pemandu wisata yang ada di sana. Little Farmers adalah sebuah tempat dimana kita
bisa mempelajari banyak hal tentang perkebunan dan peternakan. Kami diajak
berkeliling, menanam benih tanaman. Tadinya, kami akan memerah susu sapi, namun
karena sudah sore, kami memutuskan untuk makan di saung yang ada di sana dan
bersiap untuk pulang ke Jakarta.
Mungkin, hanya itu yang bisa saya tulis di laman blog ini. Semoga kita mendapatkan inspirasi dari pengalaman yang amat mengesankan ini. Amin Ya Rabbal Alamin
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Fadhlan Ramadhan Sahid
Penulis
Comments
Post a Comment