Insiden Jumat, 29 Oktober 2010

jumat, 29 oktober 2010, sebuah tanggal yang mengingatkan saya pada sebuah kejadian yang berujung perang dingin terbesar yang pernah saya alami. ketika itu, saya sedang mengobrol dengan teman-teman di kelas saya, kelas 5B. tiba-tiba ibunya aliefa, teman saya datang hendak mengantarkan uang ke anaknya. saya memanggil aliefa ''aliefa, emak elu datang tuh''. memang, perkataan saya agak mengejek aliefa. dia menabok saya. padahal biasanya hanya membuang muka saja. sesuai dengan hukum baik kelas saya adalah membalasnya. saya lantas membalasnya. namun, sebuah kejadian tak terduga terjadi. saya malah dimarahi oleh ibunya aliefa.

ibunya membentak saya. ia mengatakan ''kamu gak boleh mukul perempuan ! dia kan perempuan ! saya mengatakan      ''si aliefanya yang mukul saya duluan. ya saya bales bu''. namun ibunya malah makin membentak saya. ''kamu liat dong, dia kan perempuan. kamu gak boleh mukul perempuan !!!!!''. saya pun pergi ke belakang kelas. teman-teman saya pun menenangkan saya agar tidak menangis. namun, karena kesedihan dan kemarahan yang sangat besar, saya pun menangis terbata-bata. saya mengumpat sementara ibunya aliefa tetap melihat saya menangis.

lalu, saya berteriak dan berbicara ''ibu tidak berhak memarahi saya. yang berhak memarahi saya adalah orang tua saya !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! sebuah lontaran kemarahan terbrutal dan terbesar yang pernah saya lontarkan. lalu, saya kembali mengumpat di sudut kelas dan menangis. saya meminta telepon untuk menelepon ayah saya. saya lantas mengatakan bahwa saya dimarahi oleh seseorang yang tidak berhak memarahi saya, yaitu ibunya aliefa.

lalu, wali kelas kami, bu tasya datang ke kelas dan berbicara dengan orang tua saya. setelah mengetahui bahwa ibunya aliefa memarahi saya, bu tasya lantas menegur ibunya aliefa karena memarahi anak orang lain yang tidak berhak dimarahinya. lagipula, orang tua murid tidak usah ikut campur urusan seperti ini. biar guru yang menanganinya. setelah itu, bu tasya mengajak saya, aliefa, dan 3 orang saksi, yaitu annisa, iqbal, dan amirah untuk berbicara di luar kelas. bu tasya menanyakan kejadiannya. lalu, bu tasya bertanya pada saksi. bu tasya langsung menanyakan keseharian saya dan aliefa.

saya mengatakan bahwa aliefa sering dianterin barang-barangnya, entah itu buku, pakaian, makanan, hingga uang, selalu diantarkannya. dan orangnya belagu. dan sesuai hukum baik 5B, saya membalas aliefa yang memukul saya duluan. namun, nyatanya saya malah dimarahi dan dibentak oleh ibunya aliefa. bu tasya menjelaskan bahwa ia sudah menegur ibunya aliefa. bu tasya pun bertanya kepada aliefa. aliefa mengatakan bahwa saya suka meng-kaget-kagetkan dia. namun, sangat tidak bisa dinalar. yang ditanya adalah kejadiannya. namun, ia malah menceritakan cerita yang lainnya.

bu tasya pun langsung menyuruh saya untuk bermaafan dengan aliefa. namun, gaya bermaafan aliefa sangatlah tidak wajar. ia hanya menyerahkan tangan dan membuang muka terhadap saya. bagaimana saya memaafkan aliefa ? gaya bermaafannya sangat tidak wajar. ya sudah. saya bersalaman saja sama aliefa. aliefa bersama saksi langsung menuju kelas. saya diajak bu tasya untuk berbincang-bincang sejenak. lalu, saya disuruh cuci muka di WC dan menuju kelas 5B. ketika saya masuk, saya melihat Dwiki, Nafi, Kemal, dan yang lainnya memaki aliefa. ''lu jadi orang gitu sih, ngadu orangnya.'' saya mendengar dwiki berbicara ke aliefa seperti itu. saya langsung duduk dan ms.rina pun datang. kami pun akhirnya belajar bahasa inggris.

bel pulang sekolah pun berbunyi. saya masih di kelas untuk tugas piket. lalu, saudara saya, jihan datang ke kelas saya untuk menanyakan apa yang terjadi. saya langsung menceritakannya. teman-teman saya mengatakan bahwa si aliefa anaknya belagu. lalu, dia mengajak saya turun ke bawah untuk melaporkan kejadiannya ke mama iwo, panggilan untuk ibunya jihan. ibunya jihan menanyakan ''emang bener ya ada kejadian tadi dikelas. fadhlan, ajak mama iwo ke tempat ibunya aliefa sekarang.'' saya langsung menunjukkan tempat ibunya aliefa nongkrong.

sesaat kemudian, saya bersama jihan dan mama iwo datang ke meja piket lantai 2 tempat ibunya aliefa nongkrong. lalu, terjadi perdebatan panjang antara mama iwo dan ibunya aliefa. lantai 2 pun ramai dikunjungi anak-anak yang ingin tahu kejadian apa yang terjadi di sana.

berikut adalah dialognya :

'' ibu bener ya marahin keponakan saya ? ibu cuma ngeliat endingnya doang. saya dapat masukan dari fadhlan sama teman-temannya bahwa aliefa itu anaknya belagu. saya di sini nungguin 4 orang anak. 3 keponakan saya. ibu makanya jangan ikut campur. pernah si fadhlan kemaluannya ditendang sama temannya sampe disunat. tapi, orang tua gak ikut campur. pernah juga si fadhlan main cakar-cakaran sama nafi tapi orang tuanya gak ikut campur. seluruh guru di sekolah ini tau sifatnya fadhlan gimana. si fadhlan udah disini 4 tahun. sedangkan, anak ibu baru 1 tahun di sekolah ini.''     ( mama iwo )

setelah perdebatan panjang, akhirnya perdebatan itu berhenti. saya hendak ke kantin. di sana, saya ditawari minum. lalu, saya kembali bertemu nauf dan naufal untuk kerja kelompok di perpustakaan gandaria. namun, waktu solat jum'at pun tiba. saya bersama teman-teman saya langsung solat jumat dan setelah itu kami pergi ke perpustakaan gandaria untuk bekerja kelompok.

namun, ibunya aliefa masih saja memberitahukan kejadian ini ke ibu-ibu di sekolah saya. sudah begitu, diputarbalikkan pula faktanya. saya diberitahukan oleh salsa bahwa ibunya diceritain ibunya aliefa bahwa saya memukul aliefa duluan. padahal aliefa yang memukul saya duluan.....

keluarga saya amat menyesalkan kejadian ini. keluarga saya tidak suka kejadian ini karena anak/cucu
dimarahi oleh orang yang tidak berwenang

bagi yang ingin membaca cerita saya ini, silahkan pergi ke www.fadhlansahid.blogspot.com. disini anda dapat membaca kejadian ini dan anda boleh berkomentar di blog ini.

wassalamu'alaikum wr.wb.




Fadhlan Ramadhan Sahid.

         Penulis

Comments