Selama perjalanan 1 jam
menuju Kobe, saya dan mama berdiskusi mengenai tempat yang akan kami kunjungi.
Semula, agenda kami sangat banyak, yaitu mengunjungi beberapa temple dan taman di utara Kobe. Namun,
mama saya meringkas agendanya sehingga kami hanya akan pergi ke monumen gempa
Hanshin 1995. Akhirnya, kami tiba di stasiun Kobe. Tiba-tiba, kami kebingungan
: di mana arah menuju monumen itu? Saya dan om Ridho diminta mencari bagian information stasiun Kobe. Anehnya, tidak
ada satupun bagian information di
stasiun Kobe yang bisa berbahasa Inggris dengan baik. Petugas di gerbang tiket
pun tidak mengetahuinya. Akhirnya, kami bertemu dengan seorang pria paruh baya
yang bisa berbahasa Inggris. Kami diberitahu bahwa sebaiknya naik JR lagi
karena perjalanan dari stasiun Kobe menuju monument itu sangat jauh.
Kami pun menuju stasiun
Motomachi, stasiun sebelum Kobe. Saat menunggu kereta, Rakha yang masih berusia
9 tahun tak kuasa berpuasa karena banyak beraktivitas dan waktu berpuasa lebih
lama. 5 menit kemudian, kami tiba di stasiun Motomachi. Dari stasiun Motomachi,
kami berjalan kaki menuju monument gempa Hanshin 1995. Jaraknya sekitar 600
meter. Ada sebuah kompleks Chinatown yang isinya makanan semua, padahal kami
sedang berpuasa. 10 menit berjalan, kami menjumpai flyover tingkat 2 yang menjadi ciri khas monument gempa Hanshin
1995. Kami bergegas menuju monument itu padahal cuaca sudah kembali panas walaupun
sebelumnya hujan.
Pada akhirnya, kami
tiba di monument gempa Hanshin 1995. Areal yang memiliki nama resmi Port of
Kobe Earthquake Memmorial Park ini terletak dekat laut dan merupakan bekas
tanah reklamasi yang porak-poranda hancur akibat terkena gempa 7,2 SR yang
lokasinya amat tidak terduga, yaitu sesar yang sedang tidur tepat di utara Kobe yang berwujud bukit-bukit yang menjulang
di utara Kobe dan memanjang hingga selat Awaji. Dan di selat Awaji gempa ini
dimulai. Getaran pada tanggal 17 Januari 1995 pukul 5.46 pagi mengguncang Kobe.
Sebanyak 6.433 orang dinyatakan tewas, 250.000 rumah tinggal rusak, ribuan
bangunan terbakar, ratusan infrastruktur rusak. Bahkan, flyover Hanshin
Expressway ikut roboh ketika gempa mengguncang. Kini, setiap tanggal 17
Januari, penduduk menyalakan lilin membentuk angka 1 17 yang artinya Januari tanggal 17 yang
berarti tanggal bencana itu.
Di monument ini masih ada
sisa-sisa kehancuran akibat gempa Kobe 1995. Ada beberapa puing sisa lahan
reklamasi yang hancur. Juga terdapat maket kota Kobe yang hancur akibat gempa
dan video kedahsyatan pascagempa Kobe manakala flyover, jalur kereta, dan
berbagai infrastruktur hancur serta kebakaran hebat. Lokasi Port of Kobe
Earthquake Memmorial Park berdekatan dengan pelabuhan Kobe. Kami menyempatkan
diri berfoto-foto dan melihat beberapa foto peninggalan gempa Kobe 1995.
Peristiwa itu membuat kami tertegun dan menyadari bahwa negeri kami sendiri,
Indonesia juga rawan gempa bumi.
Port
of Kobe Earthquake Memmorial Park berada dekat dengan jalan layang Hanshin
Expressway. Pemerintah kota Kobe sengaja membiarkan sisa gempa tahun 1995 itu
untuk dijadikan sebagai monumen dan tempat wisata. Kawasan Port of Kobe
Earthquake Memmorial Park kebersihannya terjaga dengan tidak adanya orang buang
sampah sembarangan. Tulisan Port of Kobe Earthquake Memmorial Park di sebuah
dinding monument gempa.
Setelah melihat-lihat monumen
gempa Kobe, kami memutuskan kembali menuju stasiun Morinomiya tempat kami turun
tadi. Di tengah perjalanan, kami melihat sebuah pohon delima yang tak terawat
tumbuh di pinggir trotoar jalanan dekat monument tadi. Trotoar di sekitar sini
memang tidak sebersih trotoar yang ada di tempat lain yang saya kunjungi.
Trotoar ini dipenuhi rumput liar dan terkesan tidak terawat. Udara cukup panas
menyengat dan membuat kami lumayan kecapean, apalagi sedang berpuasa. Kami pun
kembali menuju Osaka Umeda menggunakan kereta rapid. Sepanjang jalan, kami
beristirahat dulu sejenak.
45 menit kemudian, kami
tiba di stasiun Umeda. Kami sepakat untuk jalan-jalan menuju Kyoto. Kyoto merupakan
kota yang berisikan bangunan kuno bersejarah Jepang. Banyak temple dan taman yang bisa dilihat.
Untuk menuju Kyoto, kami harus menuju stasiun Shin-Osaka terlebih dahulu untuk
menaiki shinkansen menuju Kyoto. Perjalanan dari Umeda menuju Shin-Osaka hanya
sekitar 5 menit. Shin-Osaka memiliki track
atas untuk jalur kereta peluru dan track
bawah untuk jalur kereta dalam kota dan komuter.
Comments
Post a Comment