Perjalanan di Negeri Matahari Terbit



 Welcome Back to Indonesia….!

                    Matahari pun perlahan mulai tenggelam di wilayah udara Bangka Belitung. Sangat menakjubkan pemandangan awan berbaur sinar matahari terbenam. Kemudian, pramugari mulai menjajakan kembali dagangan mereka, yaitu souvenir dan berbagai merek kosmetik. Om Ridho memesan milo untuk keluarganya ketika berbuka nanti. mama saya tidak memesan milo karena keuangan mama saya cukup kritis pasca perjalanan dari Jepang. Benar saja, ketika 20 menit menjelang pendaratan, pilot memberitahukan melalui pengeras suara ( tentunya bukan TOA yang suka ditenteng sm guide-guide travel ya ) bahwa sudah saatnya waktu berbuka. Mama saya sudah menyediakan 1 botol air mineral+1 bungkus kitkat green tea+1 dorayaki / orang. Menu berbuka kali ini cukup sederhana, namun merupakan momen tak terlupakan ketika kami berbuka di ketinggian lebih dari 30.000 kaki.

                Perlahan-lahan, pesawat mulai turun dan mulai tampak teluk Jakarta yang terakhir kalinya saya lihat 8 hari sebelumnya dengan hilir mudik kapal kargo maupun kapal lainnya. Pesawat semakin turun dan jalan tol Prof. Dr. Sedyatmo mulai terlihat dengan ramainya lalu-lalang kendaraan. Pukul 18.30 WIB, pesawat melakukan touchdown dengan mulus dan pengeremannya tidak terlalu mendadak. Pesawat pun mulai bergerak menuju apron Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan pukul 18.35, pesawat terparkir dengan manisnya di apron T3. Kami pun mulai keluar dari pesawat menggunakan tangga lagi karena tidak ada airbridge untuk penerbangan internasional dari terminal 3.

                Kami menggunakan bus untuk menuju ruang kedatangan internasional yang berada di samping T3 yang menghadap T2. Di T2 terdapat hamparan pesawat-pesawat Garuda Indonesia A330-200 dan B737-800NG yang menjadi senjata ampuh Garuda bersama A330-300 dan B747-400 new livery untuk meraih penghargaan ‘’World Best Regional Airline in Asia Pacific’’ dari Skytrax dan menjadi maskapai terbaik ke-11 dunia di bawah Malaysia Airlines peringkat 10 dan peringkat 1 nya adalah Qatar Airways ( weits, ini termasuk tinggi lho karena dalam tingkatan seluruh dunia ), terparkir di airbridge maupun parkir malam T2.
               
                  Setelah menaiki bus 1 menit, kami tiba di samping T3 dan segera masuk untuk melakukan proses imigrasi. Karena kami rombongan bus awal, maka proses imigrasinya cukup cepat. Setelah itu, kami mengambil koper di ban berjalan dan saya menyalakan BB. Ada BBM dari tante Ika dan ibu Thya dan bapak yang memberitahu bahwa besok saya akan menjalani tes matrikulasi. Waduh! Padahal baru pulang dari Jepang sampe Jakarta malah disuguhi ujian. Tapi tak apa. Kami pun berpamitan dengan keluarga tante Ayi yang akan pulang ke rumah mereka. Saya, mama, dan aa menuju lobby kedatangan T3, namun tak kunjung menemukan pak Yanto, supir saya. Mama saya sudah setengah senewen karena telepon pak Yanto tidak diangkat. Tak lama, pak Yanto yang sudah menunggu di tempat supir datang menghampiri kami. Mama saya hanya terdiam saja.

                   Kami pun menuju mobil untuk menaruh barang bawaan dan segera pulang ke rumah. Kala itu sudah pukul 18.45. semua beres, kami berangkat ke rumah. Di perjalanan, apa yang saya ingat dari 102.2FM Prambors ketika sudah 8 hari tidak mendengarkannya adalah lagu ‘’Train-Drive By’’. Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam 15 menit, kami tiba di rumah yang berada di kawasan Petukangan Selatan. Ketika sampai rumah, saya langsung masuk kamar dan mulai belajar materi tes matrikulasi besok, Kamis, 26 Juli 2012 yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris. Untuk hari Jumat, 27 Juli 2012 materi yang diujikan adalah IPA Fisika dan Biologi. Tak banyak memang waktu untuk belajarnya. Seusai belajar, saya mandi lalu melaksanakan shalat Maghrib+Isya kemudian tidur..
                     
                  Besok paginya saya terbangun pukul 03.30 untuk melaksanakan sahur normal pertama di Indonesia setelah melakukan puasa ekstrem selama berada di Jepang. Sudah menjadi kebiasaan saya selama bulan puasa tahun 2012, setelah sahur saya tidak tidur kembali karena waktunya mepet. Pukul 5 pagi, saya mandi dan melaksanakan shalat shubuh kemudian mengenakan pakaian muslim bebas selama Ramadhan. Tak lupa saya juga menyiapkan berbagai keperluan tes matrikulasi seperti alat tulis dan buku bacaan. Seperti biasa, pukul 05.30, kami berangkat. Supir saya terlebih dahulu mengantar saya ke SMP Labschool Kebayoran pukul 05.57, kemudian mengantar aa dan mama.

                     Karena saya hanya sempat mengenal wajah teman-teman selama 3 hari lamanya ( 1 hari pra-mos+2 hari mos ), saya seperti orang baru kelimpungan sementara teman-teman saya sudah mengenal satu sama lain. Yang ada, saya hanya termenung sambil menunggu jadwal shalat Dhuha di plaza Labsky. Kemudian, saya dan teman-teman dipanggil untuk melaksanakan shalat Dhuha di masjid. Usai shalat, saya masuk kelas dan serasa orang baru di dalam kelas. Ketika saya duduk sesuai urutan tes matrikulasi di kelas saya, 7B ruang sejarah ibu Sari Rahmah, nama saya diabsen dan teman sebangku serta beberapa teman yang berada di dekat saya seperti Fikri mulai bertanya ‘’Lo abis dari Jepang ya?’’ saya hanya termenung kaget selagi menjawab ‘’Iya, lu pada tau dari mana?’’ ‘’Sodara lu tuh, Jihan yang ngasitau.’’ Oalah.

                     Tak lama, soal tes matrikulasi dibagikan dan kami mulai berdoa dipimpin oleh ketua kelas, Rasha. Setelah berdoa, kami mulai mengerjakan tes matrikulasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, setelah itu dilanjutkan Matematika. Soalnya memang agak susah. Setelah tes matrikulasi, kami shalat Zhuhur pukul 12 siang dan segera pulang. Besoknya, kami melakukan tes matrikulasi IPA Fisika dan Biologi. Kali ini, saya sudah agak mengenal beberapa teman baru dan teman kenalan ketika MOS seperti Sulthan dan Adit. Untuk tes matriks IPA memang cukup sulit, terutama pelajaran Fisika. Untunglah beberapa hari kemudian diumumkan bahwa hasil tes matriks saya meliputi IND 87, ING 87, MAT 90, BIO 90, dan FIS 88. Syukur Alhamdulillah karena nilainya tidak terlalu tinggi juga tidak rendah amat, stagnan.

                    Menutup kisah perjalanan menakjubkan saya dan keluarga selama berada di Jepang, saya mengucapkan Taqaballahu Minna Wa Minkum, semoga Allah menerima amal kalian. Minal Aizin Wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433H karena kita masih berada dalam nuansa Lebaran. Apa yang saya kisahkan semoga dapat menjadi bekal bagi para pembaca yang akan bepergian menuju Jepang dengan segala keindahan dan keramah-tamahan mereka. Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang tidak memiliki kesalahan. Saya mohon maaf atas kesalahan pengetikan yang terjadi dan saya membuka peluang masukan-masukan agar posting saya di blog Perjalanan Hidup Fadhlan Ramadhan Sahid semakin hari semakin baik.

Fadhlan Ramadhan Sahid


Penulis

       

                     
       

                     

Comments