Selama perjalanan 2 jam Jakarta-Kuala Lumpur, banyak penumpang
yang tertidur lantaran penerbangan dilakukan pada malam hari. Kami tidak
membeli makanan yang dijajakan oleh pramugari Indonesia AirAsia. Pukul 23.00,
kami mendarat di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Waktu Kuala Lumpur lebih
cepat 1 jam dari Jakarta. Pesawat mendarat dengan kasar sehingga kami sempat
kaget. Ketika pesawat menuju Low Cost Carrier Terminal KLIA, saya melihat
banyak pesawat milik Malaysia Airlines, maskapai nasional Malaysia. Maklum saja
karena KLIA menjadi markas mereka dan dari KLIA Malaysia Airlines terbang ke
berbagai penjuru dunia. Beragam jenis mulai dari B737-400, B737-800NG,
B747-400, dan B777-200 Malaysia Airlines terparkir di bandara. Kali ini saya
tidak melihat satupun A380 Malaysia Airlines yang menjadi armada komersial
terbesar di dunia terparkir di apron bandara.
Pesawat yang kami tumpangi merapat ke apron LCCT KLIA. Kami mulai turun menuju
bangunan terminal. Terakhir kalinya saya menuju LCCT KLIA pada tahun 2011 saat
berwisata ke Malaysia. Kami menuju fly-thru AirAsia. Namun, kami malah nyasar
ke imigrasi bandara. Seteleh diberitahu oleh petugas bea cukai, kami menuju
fly-thru AirAsia di lantai dasar terminal. Ibu saya dan tante saya mulai
mengurus penerbangan lanjutan menuju Osaka. Kemudian, kami dan barang bawaan
kami diperiksa oleh bea cukai. Kami menuju shopping arcade dan membeli obat untuk
kakak saya yang sedang flu.
Pukul 00.15, kami diminta
masuk ke boarding lounge AirAsiaX, afiliasi AirAsia Berhad untuk penerbangan
jarak jauh. Kali ini, penerbangan kami berangkat pukul 1 pagi. Kami pun sempat
berfoto-foto dan mengabadikan suasana boarding lounge sebelum keberangkatan. Di
antara banyaknya penumpang, terselip wajah-wajah oriental Jepang yang membaur
bersama etnis China dan orang Melayu serta turis berkulit putih. Terminal LCCT
KLIA mengadopsi konsep minimalis dan dilengkapi dengan berbagai sarana
berstandar internasional seperti priority
seat bagi penyandang cacat, tersedia pula Free WiFi dan kursi tanpa
sandaran yang bisa digunakan untuk tiduran sejenak sambil menunggu
keberangkatan pesawat. Kursi yang tersedia di boarding lounge cukup banyak
sehingga semua penumpang bisa duduk di kursi bukannya di lantai boarding lounge
yang akan membuat suasana boarding lounge menjadi kumuh.
Suasana
Boarding Lounge LCCT KLIA yang dipenuhi ratusan penumpang AirAsiaX Kuala Lumpur-Osaka
Kansai pukul 00.30 waktu Malaysia.
Pukul 00.40, kami
diminta untuk menuju pesawat. Petugas boarding mendahulukan penumpang Premium
Economy Class untuk naik pesawat terlebih dahulu. Setelah itu, penumpang
Economy Class yang membawa anak kecil dan penyandang cacat. Akhirnya, kami
diperbolehkan keluar dari boarding lounge dan menuju pesawat Airbus A330-300 AirAsiaX yang
akan membawa kami menuju Osaka.
Kami masuk pesawat
dan menempati kursi yang ditentukan. Saya memperhatikan konfigurasi pesawat
yaitu 3-3-3. Saya, mama, dan aa duduk di dekat jendela kiri. Tante Ayi, Adit,
Rakha duduk di tengah pesawat. Om Ridho duduk di dekat jendela kanan pesawat. Saya
cukup senang karena baru pertama kali naik pesawat wide body sejak 5 tahun yang lalu ketika terbang bersama Garuda
Indonesia Airbus A330-300 Denpasar-Jakarta.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete