Wonderful Journey with AirAsiaX Kuala Lumpur-Osaka Kansai


                         Pukul 00.55, pesawat ditarik mundur dari apron LCCT KLIA. Pilot mulai menyalakan kedua mesin pesawat A330-300 AirAsiaX. Pesawat berjalan perlahan-lahan menuju taxiway untuk menunggu giliran lepas landas. Sepintas, saya sempat melihat superjumbo A380 milik Emirates, maskapai asal Dubai, Uni Emirat Arab. Setelah menunggu, kini giliran pesawat kami lepas landas. Mesin Rolls Royce Trent 700 A330-300 AirAsiaX segera meraung dan mendorong pesawat kami dengan kencang. Akhirnya pesawat lepas landas tepat waktu 1 pagi waktu Kuala Lumpur untuk perjalanan Kuala Lumpur-Osaka selama 6 jam, penerbangan terlama yang pernah saya alami.
                       Beberapa lama kemudian, lampu sabuk pengaman dimatikan dan pramugari menjajakan makanan dan minuman. Saya memilih tidur daripada makan. Lumayan uangnya bisa untuk membeli makanan ataupun oleh-oleh di Jepang nanti. Baru saja memejamkan mata, ada seorang Jepang sedang complain kepada pramugara AirAsia X. Ia mengeluhkan lamanya pemesanan makanan. Tak lama kemudian, ia mulai membentak pramugara dengan kasar. Suasana pesawat pun mulai gaduh, terlebih orang Jepang itu duduk persis di depan saya. Pramugara mengancam apabila si orang Jepang terus membentaknya, ia akan melaporkan kepada pihak keamanan di darat. Akhirnya orang Jepang itu terdiam dan suasana pesawat menjadi hening.
                   Melakukan perjalanan jarak jauh ( 6 jam ) ternyata cukup sulit bagi saya. Saya mengalami kesulitan tidur selama penerbangan. Sebentar tidur, kepala saya miring-miring hingga topi yang saya kenakan jatuh di lorong pesawat. Baru tidur 1 jam sudah terbangun. Kemudian tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi. Hingga 3 jam kemudian yang bertepatan pukul 6 pagi waktu Jepang saya benar-benar terbangun dan melihat pemandangan langit biru Samudera Pasifik. Mama dan tante saya terlebih dahulu bangun tidur. Beberapa lama kemudian, pramugari mendatangi kami dan meminta kami mengisi data imigrasi Jepang. Setelah mengisi, saya memesan popmie dan air mineral. 1 jam 30 menit kemudian, daratan Jepang yaitu Pulau Shikoku mulai tampak dari pesawat A330-300 AirAsia X.
P1030622.JPG
Tampak dari pesawat A330-300 AirAsiaX Kuala Lumpur-Osaka perbukitan nan hijau pulau Shikoku yang ditutupi beberapa awan menjelang pendaratan di Bandara Internasional Kansai. Pulau Shikoku merupakan pulau terbesar keempat di Jepang.
                   Tidak lama kemudian, lampu kenakan sabuk pengaman dinyalakan. Kami mulai bersiap mendarat di Bandara Internasional Kansai yang berada di pulau buatan. Pesawat semakin menurun dan pada pukul 9 pagi waktu Osaka, pesawat menginjakkan landing gear  di runway KIX. Ketika pesawat mendarat di runway KIX, saya melihat ada pesawat A330 Garuda Indonesia sedang taxi di depan apron pesawat. Pesawat yang kami tumpangi menuju apron yang diperuntukkan bagi penerbangan AirAsiaX. Di samping pesawat kami, terdapat jejeran 2-3 pesawat B777-300 milik maskapai Cathay Pacific. Setelah lampu sabuk pengaman mati, mama mengambil barang bawaan di overhead bin dan kami menuju terminal bandara Kansai.                           
                         Kami menggunakan skytrain menuju bangunan utama terminal. Di sini, paspor kami diperiksa oleh imigrasi bandara. Seusai imigrasi, kami mengambil koper kemudian berfoto sejenak. Konyolnya, jelas-jelas sudah ada larangan mengambil foto kami malah berfoto ria hingga dihampiri oleh petugas keamanan bandara. Kami pun ditegur. Akhirnya, kami keluar dari terminal Bandara dan menuju shopping arcade terminal kedatangan KIX. Di sana, kami membeli gantungan kunci yang harganya mencapai ¥500 lebih. Kami menuju bangunan stasiun bandara dan menukarkan tiket JR Pass dengan kartu JR Pass. Kami menuju stasiun JR di bawah gedung dan menaiki kereta rapid menuju Osaka. Perjalanan menjelajah Osaka pun dimulai.
P1030638.JPG
Suasana terminal kedatangan Bandara Internasional Kansai yang berbeda amat jauh dengan T1-T2 Soekarno-Hatta tahun 2012. Bandara ini menerapkan konsep futuristik dalam desainnya. Atap-atap kaca bertujuan agar bandara tidak bergantung pada pencahayaan lampu ketika siang hari.

Comments