Hidup Itu Perjuangan

Hidup itu perjuangan. Ya, kata-kata tersebut sangatlah familiar di telinga kita semua dan memang realita dari kalimat ini benar-benar terjadi dalam kehidupan. Dalam hidup, perjuangan tidak pernah berhenti. Hidup adalah ladang untuk berjuang, berkarya, dan meraih yang terbaik. Hidup ini bukanlah aral melintang tiada guna yang hanya dilewati dengan begitu saja. Hidup ini menyimpan banyak kisah dan perjuangan dalam meraih cita-cita. Seringkali perjuangan itu tidaklah mudah dan selalu menemui kendala. Namun, pada akhirnya toh ada manfaatnya dan dirasakan oleh umat manusia. 

Kali ini penulis akan menceritakan kisah perjalanan hidup yang penulis alami dan banyak di antaranya yang menyimpan momen pahit, namun dibalas dengan hal yang sangat indah bahkan tidak diduga-duga. Banyak kisah yang penulis dan alami dan salah satunya adalah Perjuangan Meraih Mimpi : SMP Labschool Kebayoran. Hal ini memang sudah menjadi mimpi penulis sejak lama dan perjuangan ini tidaklah mudah. Begitu banyak kekhawatiran datang. Toh pada akhirnya, penulis bisa menginjakkan kaki dan siap menuntut ilmu di SMP Labschool Kebayoran. 

Mimpi penulis untuk bersekolah di Labschool sudah sejak lama, tepatnya sejak kakak penulis masuk Labschool dan menjadi bagian dari #9 Givetra Deruvast pada tahun 2009-2012. Kisah perjuangan awal mulai dirintis penulis sejak 20 Desember 2011, tatkala penulis mulai mengikuti kelas program garansi SMP favorit bimbel VISI. Pertemuan program garansi ini sangatlah sering, yaitu 4 kali sepekan dan jujur saja, kegiatan ini membuat penulis letih. Penulis diberikan modul pembelajaran masuk SMP Favorit dan penulis terus memahami walau terkadang harus bertanya. 

Hal yang paling buruk dan paling memotivasi yaitu ketika Simulasi Masuk SMP Labschool Kebayoran yang digelar di bimbel VISI Minggu, 5 Februari 2012. Saat itu, penulis bisa dibilang sangat letih dan tak kuasa menahan lelah karena kemarin baru saja mengikuti lomba bidang studi UN Erlangga dan meraih Juara 1 tingkat DKI. Saat simulasi tersebut, penulis datang dengan wajah lelah dan dibanjiri ucapan selamat atas prestasi kemarin. Sayang, penulis harus puas dengan nilai rata-rata simulasi 5,9 dari 5 mata pelajaran yang diujikan. Hal ini membuat kaget dan, penulis bertambah lelah.

Perlu diketahui, saat itu hal yang sangat membuat penulis panik ( bukan dengki ) adalah ketika peringkat 1 simulasi diraih oleh Nafi Abhinaya dan di bawahnya ada Aufa Rais Rehaldy, yang sama kisahnya dengan penulis, Aufa baru mengikuti lomba bidang studi UN Erlangga dan ia meraih peringkat 19 dari 300an, namun  staminanya sangat cepat pulih dan penulis dibuat panik ketakutan akan kejadian itu terulang lagi di test sesungguhnya. Nauzubillah. Penulis memilih tidak mengikuti psikotes karena kondisi lelah yang tak memungkinkan dan setelah itu, penulis pulang.

Hari demi hari pasca simulasi tersebut penulis lalui dengan beragam kekhawatiran akan diterima di Labschool dan penulis berusaha membahas soal yang telah diberikan saat simulasi beberapa waktu lalu. Penulis masih memiliki buku kumpulan soal-soal PSB SMP Labschool Kebayoran yang bisa dibahas. Saat itulah penulis mulai benar-benar memahami dan bertanya kepada guru. Pernah suatu ketika, penulis dijemput pukul 18.45 dan sambil menunggu, penulis menemui guru Bahasa Indonesia dan membahas soal Labschool. Pak Asep Gunawan, guru kelas 6 penulis juga memberikan beberapa kali pelatihan dan berapa kali penulis menghadiri pelatihan yang diberikan.

Hari terakhir pelatihan, Jumat, 24 Februari 2012. Penulis berusaha memahami soal yang dijelaskan oleh Pak Asep dan ada seorang figur yang setia menemani penulis. Namanya dirahasiakan saja toh sudah ditulis di posting ini. Esoknya, penulis dan kawan-kawan yang akan ikut tes diberikan pengarahan oleh Pak Asep dan salah satu isinya adalah ''Malam ini, tutup bukunya dan kamu rileks saja sembari mendengarkan musik islami / klasik.''. Penulis benar-benar mematuhi perintah Pak Asep dan benar saja, malam hari penulis tidak membaca buku sama sekali.

Day of The Day : Minggu, 26 Februari 2012. Saat itu, SMP Labschool Kebayoran dipenuhi oleh lautan manusia. Maklum, ada 1.200an anak yang ikut tes PSB SMP Labschool Kebayoran. Penulis tetap tenang dan tetap berdoa apa yang bisa penulis lakukan. Psikotes dimulai dari pukul 8-10 pagi. Suasana kelas lumayan hening dan pukul 10-10.45 penulis istirahat sembari menyantap makanan berupa nasi goreng yang dibeli di 7Eleven dan berkeliling SMP Labschool Kebayoran. Pukul 11-13, penulis beserta peserta tes yang lain mengerjakan soal sesungguhnya, tes akademik PSB SMP Labschool Kebayoran. Ketika usai, penulis segera pulang dan, tawakal. 

Hari demi hari pasca PSB penulis lalui dengan beragam kekhawatiran akan hasil tes. Hari rabu, pak Asep meminta nomor ujian kami. Kamis, 1 Maret 2012 pukul 18.08 merupakan saat yang paling bersejarah dalam akademik penulis. Kala itu, BBM datang dari Nafi Abhinaya yang menanyakan nomor tes penulis : 2B20044. Dan akhirnya, ia memberitahu bahwa penulis dinyatakan LULUS dan DITERIMA di SMP Labschool Kebayoran. Alhamdulillah dan sujud syukur... Pulang les, penulis dijemput mama dan penulis memberitahu kelulusan penulis dalam PSB Labschool..

Tak mudah setelah kelulusan dan penulis masih harus melakukan tes kesehatan. Kesehatan penulis tidak fit saat itu dan esok hari, penulis tidak masuk sekolah untuk dibawa ke dokter. Suster mengatakan bahwa suhu tubuh penulis mencapai angka 37 celsius. Penulis juga telah meminum obat yang mengandung codein, sejenis narkotika yang diperbolehkan dalam medis dan penulis meminta surat kepada dokter yang mengatakan bahwa penulis dalam pengobatan untuk diserahkan kepada panitia. Syukur Alhamdulillah, esok hari tidak ada masalah dalam tes kesehatan dan penulis dinyatakan LULUS. 

Senin, 5 Maret 2012. Bapak penulis mulai membayar uang pangkal yang tidak perlu disebutkan nominalnya, namun sangat mahal. Saat itu, bapak mendapat sebuah undangan dan undangan itu adalah undangan AKSELERASI, layanan percepatan belajar yang diberikan Labschool kepada muridnya. Pulang sekolah, penulis diberitahu dan Alhamdulillah. Saat sebelum tes, penulis hanya ingin diterima di Labschool. Namun, Allah memberikan hadiah tambah berupa undangan Akselerasi tersebut. Tanggal 12 Mei 2012, penulis mengikuti psikotes. Insya Allah hasilnya bagus.

Allah memang memberikan nikmat bagi orang yang berusaha, berdoa, dan tawakal. Penulis merupakan satu-satunya utusan SD Muhammadiyah 5 #49 yang mengikuti tes Akselerasi Labschool. Tidak ada niat untuk menyombongkan diri dalam menulis kisah ini. Penulis bertengger di peringkat 50 besar ( angka pasti tak usah disebutkan ), Nafi di angka 51-59an, Aufa di sekitar 66an, Arrin di sekitar 80an, Reynard di sekitar 150an, dan saudara penulis yang harus menghadapi rintangan, Jihan yang merupakan cadangan terakhir. Namun berkat perjuangan sang ibunda Jihan bisa mengenyam pendidikan di Labschool dan menjadi salah satu murid terpintar di kelasnya.

Kisah perjuangan tersebut berlanjut hingga US dan UN dan pada akhirnya, penulis mendapat NEM 28,90. Alhamdulillah.. Namun, cobaan kembali datang. Penulis lebih direkomendasikan mengikuti program reguler karena menurut kabar santer, penulis disebut-sebut bibit OSIS MPK yang sangat diidamkan walau ada sebab lain juga. Pada akhirnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dari orangtua, saudara, teman-teman, dan segala figur yang telah membantu penulis sehingga penulis bisa bersekolah di SMP Labschool Kebayoran. Alhamdulillah dan terima kasih atas nikmat yang telah Engkau berikan, ya Allah.....

Insya Allah, perjuangan penulis untuk meraih mimpi di muka bumi ini tidak pernah berakhir hingga penulis menghadap kepada Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin......

Fadhlan Ramadhan Sahid

Penulis

Comments

Post a Comment