Kilas Balik : Kisah Tim Angklung Muma #49, Prolog


Liburan kali ini, gua berencana untuk menulis sejumlah kisah masa lalu gua sebagai kenangan yang mungkin sulit dilupakan. Mungkin, banyak orang berpikir bahwa gua adalah orang yang terlalu sering melihat ke belakang ( baca : Nostalgia masa lalu ) karena di Labsky selama semester pertama gua di sini, udah ratusan kali gua cerita beragam pengalaman masa lalu yang gua alami. Ada yang hanya sekedar cuek, juga ada yang antusias mendengarkannya. Gua sangat senang bisa menceritakan kisah hidup gua karena, ya sesuai title blog ini : PERJALANAN HIDUP Fadhlan Ramadhan Sahid. Juga share pengalaman kok....

Ok tanpa banyak basa basi kita langsung ke TeKaPe...!!!!!!!!

KISAH TIM ANGKLUNG MUMA #49

Sejak beberapa tahun silam, angklung telah dimasukkan ke dalam ekstrakurikuler SD Muhammadiyah 5, lebih tepatnya dimulai saat tahun ajaran 2008/2009. Antusiasme anak-anak sangat besar dan sudah ada beberapa prestasi yang telah diraih. Angklung juga telah dimasukkan ke dalam mata pelajaran SBK dan sudah beberapa kali seluruh anak #49 merasakan sensasi memainkan musik yang terbuat dari bambu ini. Reaksinya beragam, ada yang bilang capek ( itu kabar paling santer ), juga ada yang bilang kalo main angklung dapat menghilangkan penat walau lelah dan salah satu yang sependapat adalah gua.

Saat gua dan kawan 49 baru menginjak kelas 5 semester 2, sudah ada rencana regenerasi tim angklung MUMA yang saat itu masih dianggotai oleh kakak 48. Ibu Ambar sudah melihat kemampuan tiap anak dalam memainkan angklung dan pada akhirnya, bu Ambar berkoordinasi dengan guru SBK kelas 5 saat itu, yaitu pak Taufik. Bu Ambar memilih 46-47 anak pada tahap pertama. Namun, ada beberapa anak yang mengundurkan diri sehingga anggota calon Tim Angklung Muma 49 tersisa 44 anak. Ok sampai di sini, gua memiliki kisah dalam pencalonan tim yang agak tulalit dikit, hehe.

Waktu itu, pak Taufik memanggil anak-anak kelas gua yang akan menjadi anggota Tim Angklung Muma dan saat itu, gua merasa bahwa nama gua tidak disebutkan. Ok fine dan gua saat itu belum merasa kecewa sama sekali ( tau aja nggak rasanya jadi tim angklung ). Tapi, tiba-tiba pak Taufik dateng dan bilang ke gua kalo Fadhlan Ramadhan Sahid juga diikutsertakan dalam tim angklung Muma 49. Ya sudah dan akhirnya gua bersama kawan-kawan lainnya turun ke depan TU dari kelas 5B tempat gua bernaung saat itu. Rahmat Allah juga mengiringi gua karena bilamana gua tak merasa dipanggil, kisahnya ga akan kaya gini.

Saat itu, anggota Tim Angklung Muma fixed memiliki 44 anak, komposisinya sebagai berikut :

5A : Bunga, Nadya a., Friza, Icha, Sekar, Fanny, Puspa,  Marsya, Puput,  Ikhwan, Ilham, Verryal, Archie, Rama, Favian
5B : Amirah, Widi, Dwiki, Fadhlan ( gua ), Ardhan, Naufal, Nauf, Nafi, Nafisa, Rara, Putri, Sonia, Harfi, Rully
5C : Arrin, Aisyah, Deandra,   Agma, Nabila,  Adhis, Sari, Bella, Misqa, Tiara, Viona, Baska, Aufa, Raihan PP, Luki

Memang saat itu yang paling sedikit dari kelas gua, 5B. 5B hanya ada 14 delegasi sedangkan 5A dan 5C masing-masing 15 delegasi. Jumlah itu akan berubah ke depannya. 

Kita mulai latihan kecil di bulan Maret 2011. Waktu itu, masih acakadul dan bu Ambar masih senewen sama kita karena memang agak sulit untuk melatih bibit-bibit tim Angklung yang baru. Saat itu, gua memegang angklung D, angklung yang setia mendampingi gua hingga akhir masa bakti gua dkk di Tim Angklung Muma. Dan memang sudah direncanakan bahwa tiap nada akan ada 2-3 angklung agar suaranya terdengar. Saat itu, pasangan gua yang sama-sama megang angklung D kebetulan Aufa. Sebelumnya, Archie yang jadi pasangan gua sebelum penentuan anggota Tim Angklung Muma.

Nah, angklung D sering bunyi di angka 2 titik bawah 1 / 4 titik bawah 1, dst karena bisa macem-macem dan gua kurang ngerti soal begituan. Ikutin perintah bu Ambar aja pokoknya. Ciri-ciri angklung gua saat itu dibalut selotip bening karena ada retakan. Kalo dibunyikan getaran dan suaranya sangat terasa. Warna angklung gua cokelat terang. Tingginya +60cm. Untuk angklung yang dipakai Aufa tingginya sama, namun gak dibalut selotip karena emang ga retak. Kalo dibunyikan getarannya ga terlalu kerasa dan suaranya agak mendem dikit. Warnanya cokelat gelap. 

Dalam tim Angklung Muma, juga dipilih 2 orang untuk memainkan alat musik pengiring angklung yaitu bass dan akopanjemen. Berdasarkan pengalaman beberapa waktu sebelumnya, maka bu Ambar memilih Naufal untuk memegang bass dan Dwiki untuk memegang akopanjemen. Bilamana 1 dari kedua anak itu tidak masuk, permainan akan berantakan sehingga posisi mereka sangat penting untuk mengiringi musik Angklung agar tak terkesan monoton. Naufal sama Dwiki diberikan perhatian khusus dalam latihan angklung oleh bu Ambar. Behind the scene, dua sejoli ini paling ga tahan kalo liat bola. Pasti pengen langsung nendang-_-.

Terlepas dari persoalan angklung yang gua pegang, kita mulai perhatikan latihan-latihan terawal Tim Angklung Muma 49. Latihan mula-mula dilangsungkan tiap Rabu saat pelajaran SBK layaknya sebelum menjadi Tim Angklung. Kami berlatih beberapa lagu standar seperti Milad Muhammadiyah ( sebetulnya Mars apa Milad gua bingung ). Saat itu, kami sangat jauh dari kata profesional karena 1 lagu saja pada kelabakan bukan main bunyinya. ''SIAPA YANG MEGANG ANGKLUNG ___ KENAPA GA BUNYI?'' sepertinya itu sudah kata yang lumrah keluar dari mulut bu Ambar dari awal hingga akhir masa dinas kami.

Event pertama yang akan kami ikuti adalah pentas angklung dalam rangka sebuah acara yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Baru bertempat di Aula Perguruan Muhammadiyah Kebayoran Baru yang memang 1 lokasi dengan kompleks Muhammadiyah tempat kami belajar. Event itu diselenggarakan pada 22 April 2011. Beberapa hari sebelumnya, intensitas latihan ditingkatkan dan kami benar-benar digembleng untuk mempersembahkan yang terbaik. Kami mulai belajar berbaris masuk dan keluar panggung. 

Hari itu pun tiba dan paginya, kami menggunakan baju badge SD Muhammadiyah 5, putih hijau dengan peci hitam / kerudung melakukan latihan terlebih dahulu. Lagu yang akan kami bawakan adalah Mars Muhammadiyah dan Indonesia Pusaka versi awal yang diajarkan bu Ambar. Saat itu, belum dipilih siapa yang akan menjadi dirigent dan bu Ambar lah yang menjadi dirigent penampilan pertama Tim Angklung 49. Penonton bertepuk tangan meriah walau masih ada sedikit yang rada-rada hancur. Formasi barisan udah diaturlah dan gua berada di barisan belakang.

Pentas tersebut berlalu dan kami mulai mempersiapkan penampilan selanjutnya yang merupakan lomba pertama kami selama menjadi tim angklung Muma 49. Kami mulai meningkatkan intensitas latihan dan rencananya dalam lomba tersebut, akan ada 3 anak yang menjadi cadangan karena jumlah peserta yang diperkenankan ikut hanya 40 anak. 1 anak bertugas menjadi dirigent. Pemilihan dirigent pun berlangsung di ruang UKS dan dari beberapa kandidat seperti Widi, Arrin, Friza, dll yang terpilih adalah Arrin. Anggota cadangan yang dipilih yaitu Puput, Putri, dan Viona. Alhamdulillah gua nggak....

Comments